Teriakan Aktivis di Depan Mabes Polri: Bongkar Jaringan Narkoba Harita Group Sampai ke Akar

narasi-news.com, Jakarta– Desakan terhadap institusi penegak hukum untuk mengusut tuntas dugaan peredaran narkoba di lingkungan kerja PT Harita Group semakin menguat. Dua organisasi aktivis, yakni Konsorsium Aktivis Jakarta Indonesia (KAJI) dan Lintas Aktivis Nusantara (LIVISTARA), yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Aktivis Nusantara, menggelar demonstrasi di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Rabu (4/6/2025).

 

Aksi ini merupakan respons atas terungkapnya dugaan keterlibatan puluhan karyawan PT Harita Group yang bekerja di Site Kawasi, Kecamatan Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, dalam jaringan peredaran dan penyalahgunaan narkotika. Dari data yang terkonfirmasi, sebanyak 15 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan tengah menjalani pemeriksaan lanjutan oleh pihak berwenang.

 

Presidium KAJI, Akbar Rasyid, dalam orasinya mengkritik keras dugaan pembiaran oleh pihak manajemen perusahaan. Ia mempertanyakan kemungkinan besar adanya keterlibatan pihak internal dalam peredaran narkoba berskala besar yang terjadi di kawasan industri milik perusahaan tambang tersebut.

 

“Tidak masuk akal jika puluhan karyawan terlibat tanpa sepengetahuan manajemen. Perlu ada penyelidikan dari level paling bawah hingga puncak direksi. Kapolri dan BNN harus bergerak cepat dan menyeluruh,” serunya di hadapan massa aksi.

Akbar juga menyebut bahwa berdasarkan informasi lapangan yang diperoleh pihaknya, jaringan narkoba ini telah lama beroperasi secara diam-diam dengan memanfaatkan celah operasional seperti pergantian shift malam dan jalur logistik perusahaan.

 

“Peredarannya seperti hantu yang tak terlihat, tapi nyata. Ini bentuk kegagalan pengawasan internal yang tak bisa dibiarkan,” tambahnya.

 

Ketua Umum DPP LIVISTARA, Salfin Tebara, menegaskan bahwa aksi ini hanyalah awal dari gelombang protes yang lebih besar. Ia juga mengingatkan bahwa posisi pemilik perusahaan sebagai konglomerat bukan alasan untuk menghindari jerat hukum.

 

“Kami tak akan berhenti sampai ada tindakan nyata. Harita Group bukan entitas kebal hukum. Supremasi hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu,” tegas Salfin.

 

Gerakan Mahasiswa Aktivis Nusantara juga menilai lemahnya kontrol internal dan kemungkinan adanya pembiaran sistemik dari pihak manajemen telah membuka ruang bagi praktik peredaran narkoba di sektor industri pertambangan.

 

Mereka pun menyerukan agar seluruh jajaran pimpinan Harita Group diperiksa secara menyeluruh. 

 

Sebagai bentuk tekanan lanjutan, aksi massa berikutnya direncanakan akan digelar langsung di kantor pusat PT Harita Group, dengan tuntutan penghentian sementara seluruh aktivitas operasional hingga proses hukum selesai dijalankan.

 

Laporan: Red. 

Array
Related posts