Jakarta, 19 Desember 2024 – Unjuk rasa yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun (BEM UIC Jakarta) di depan Mabes Polri dan Istana Negara berakhir ricuh. Aksi yang membawa tema “Refleksi Akhir Tahun, Tahun Baru Kapolri” ini diwarnai insiden pemukulan terhadap beberapa mahasiswa oleh aparat kepolisian hingga mengakibatkan korban terluka.
Dalam aksi tersebut, BEM UIC Jakarta mendesak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk segera mencopot Kapolri Litsiyo Sigit Prabowo. Mereka menilai bahwa sepanjang kepemimpinan Litsiyo Sigit Prabowo, berbagai permasalahan serius di tubuh Polri tidak terselesaikan.
Beberapa kasus besar yang disorot adalah skandal Ferdi Sambo, kasus Teddy Minahasa, brutalitas aparat, kegagalan pemberantasan judi online, keterlibatan oknum polisi dalam mafia tambang, hingga dugaan korupsi anggaran gas air mata.
Presiden Mahasiswa BEM UIC, Ikhsan Buyung Kalean, dalam orasinya menyoroti fakta tragis terkait 34 peristiwa pembunuhan di luar hukum (extrajudicial killing) oleh aparat kepolisian dalam setahun terakhir. Sebanyak 47 warga tewas, dengan 29 di antaranya akibat senjata api dan 18 akibat penyiksaan.
“Ini sangat bertolak belakang dengan fungsi polisi sebagai pelindung, pelayan, dan pengayom masyarakat,” tegas Ikhsan.
Ikhsan juga mengkritisi kebijakan Kapolri yang baru-baru ini mengangkat para pelaku obstruction of justice dalam kasus pembunuhan Brigadir Josua melalui Surat Telegram (STR) Kapolri. Kebijakan ini dianggap melanggar Perkap Polri Nomor 3 Tahun 2016 yang menekankan prinsip seleksi berdasarkan rekam jejak yang baik.
“Ini menunjukkan Polri melanggengkan impunitas bagi pelaku kejahatan internal, sementara polisi berprestasi seperti Ipda Rudy Soik justru diberhentikan,” ungkap Ikhsan.
Selain itu, BEM UIC juga mengecam keras tindakan represif aparat yang melakukan pemukulan terhadap mahasiswa. Ikhsan menegaskan, aksi lanjutan jilid dua akan digelar di depan Istana Negara dengan tuntutan yang sama.
“Kami mendesak tindakan tegas terhadap aparat yang terlibat dalam pemukulan mahasiswa. Jika tidak ada tindakan nyata, aksi kami akan terus berlanjut,” pungkasnya.
Aksi ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap kondisi institusi kepolisian saat ini dan menjadi seruan bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah tegas guna mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.