Kasus Pengeroyokan Karyawan, TAMALAKI Sultra Geruduk PT IMIP: ‘Jangan Hanya Kambing Hitamkan Security’

Jakarta, narasi-news.com | Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Taman Pemuda dan Mahasiswa Tolaki (TAMALAKI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggeruduk kantor pusat PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Jakarta Barat, Kamis (21 Agustus 2025).

 

Aksi itu dipicu peristiwa tragis pengeroyokan terhadap empat karyawan oleh sejumlah oknum security PT Morowali Security Service (MSS) di kawasan industri tambang PT IMIP, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. 

 

Satu korban warga asal Konawe, Sultra tewas, sementara tiga lainnya mengalami luka serius serta trauma mendalam.

 

Tak hanya melibatkan petugas keamanan perusahaan, massa juga menuding ada keterlibatan oknum aparat kepolisian dan anggota TNI dalam insiden berdarah tersebut.

 

“PT IMIP tidak bisa lepas tangan. Mereka wajib bertanggung jawab penuh, baik secara hukum maupun moral, atas tragedi ini,” kata Ujang Hermawan, Koordinator Lapangan TAMALAKI dalam orasinya.

 

Menurut Ujang, proses hukum yang berjalan masih jauh dari rasa keadilan. Hingga kini, baru empat orang ditetapkan tersangka, sementara dugaan keterlibatan oknum polisi Polda Sulawesi Tengah dan aparat TNI sama sekali tidak tersentuh hukum. 

 

“Ada tebang pilih dalam penanganan kasus ini. Kami menolak ada pelaku yang dibiarkan bebas,” ujarnya.

 

Meski massa aksi telah berjam-jam berorasi di depan gerbang kantor PT IMIP, pihak manajemen perusahaan tidak kunjung menemui demonstran. 

 

Keadaan itu kian memicu kekecewaan, massa yang menilai perusahaan terkesan menghindar dari tanggung jawab. Massa juga mendesak PT IMIP untuk memutus Hubungan Kontrak kerjasama terhadap PT MSS atas kejadian naas yang nenelan korban jiwa tersebut.

 

TAMALAKI Sultra menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga seluruh pelaku, termasuk aktor yang diduga berasal dari institusi negara, diproses secara hukum. Mereka juga mendesak agar PT IMIP memberikan kompensasi dan jaminan perlindungan hukum bagi keluarga korban.

 

“Jangan hanya kambing hitamkan security. Semua yang terlibat harus ditindak tanpa pandang bulu,” tegas Ujang menutup orasinya.

Array
Related posts