Jakarta, narasi-news.com | Agenda unjuk rasa jilid II yang sedianya digelar pada 25 Agustus 2025 oleh Aliansi Masyarakat Pati Timur Bersatu mendadak dibatalkan. Ahmad Husain Hafid, penggerak utama aksi tersebut, mengumumkan bahwa dirinya telah mencapai kesepakatan damai dengan Bupati Pati, Sudewo.
Husain menyampaikan bahwa pembatalan itu dilakukan setelah ia menjalin komunikasi langsung dengan Sudewo. Ia menilai arah gerakan massa belakangan ini sudah keluar dari substansi awal, yakni menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
“Aliansi sudah saya beritahu kalau demonstrasi batal. Saya juga memilih mundur karena mulai terlihat ada kepentingan politik yang ikut menunggangi. Dari awal saya murni membawa suara masyarakat,” ungkap Husain seperti dikutip dari detik.com, Kamis (21/8/2025).
Meski demikian, keputusan tersebut memunculkan tudingan bahwa Husain telah menerima imbalan dari Bupati. Menanggapi hal itu, ia menegaskan tidak mempermasalahkan dan lebih memilih fokus pada aspirasi yang sudah disampaikan.
Husain pun mengakui adanya komunikasi melalui video call dengan Sudewo yang sempat beredar tangkapan layarnya. Ia bercerita bahwa setelah dirinya berinisiatif menghubungi, Bupati kemudian membalas panggilan dari Pendapa Kabupaten Pati pada Selasa siang sekitar pukul 14.20 WIB.
“Dalam percakapan itu, aspirasi saya diterima. Saya minta agar pembangunan desa tetap maksimal, sehingga dana desa bisa digunakan lebih efektif di tahun-tahun berikutnya,” jelasnya.
Dengan adanya komunikasi tersebut, Husain menegaskan dirinya tidak lagi mendorong wacana pemakzulan Bupati. Ia juga memberi ruang bagi Sudewo untuk melanjutkan kepemimpinan, selama tetap membuka diri terhadap suara masyarakat.
“Saya memilih jalur damai. Pemimpin yang baik adalah yang mau merangkul masyarakat, dan Pak Sudewo tadi sudah menunjukkan sikap itu,” tandasnya.
Laporan: Red.
