HIMA SULTRA Jakarta Dukung Penuh Perjuangan Ridwan Bae dalam Percepatan Pembangunan Jembatan Muna–Buton

Jakarta, narasi-news.com || Himpunan Mahasiswa Sulawesi Tenggara (HIMA SULTRA) Jakarta menyatakan dukungan penuh terhadap perjuangan panjang Ir. Ridwan Bae, Wakil Ketua Komisi V DPR RI dari Dapil Sulawesi Tenggara, dalam mendorong percepatan realisasi pembangunan Jembatan Penghubung Muna–Buton. 

 

Dukungan ini disampaikan mengingat urgensi proyek strategis tersebut bagi peningkatan konektivitas dan percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia, khususnya Sulawesi Tenggara.

 

Ahmat Setiawan, Bendahara Umum HIMASULTRA Jakarta, menyampaikan apresiasi atas konsistensi Ridwan Bae yang sejak 2014 tanpa henti memperjuangkan proyek ini.

 

“Kami melihat komitmen luar biasa dari Bapak Ridwan Bae yang selama 11 tahun terus menyuarakan pentingnya pembangunan Jembatan Muna–Buton di forum parlemen, dari menteri PUPR sebelumnya hingga saat ini. Beliau adalah sosok yang teguh mengawal proyek ini,” ujar Setiawan, mahasiswa asal Kabupaten Muna, Kecamatan Pasikolaga.

 

Menurutnya, konsistensi itu mulai menunjukkan hasil konkret dengan kunjungan langsung Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Dody Hanggodo, ke lokasi rencana pembangunan jembatan. Kunjungan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa proyek ini mulai memperoleh perhatian serius dari pemerintah pusat.

 

Secara strategis, Jembatan Muna–Buton diproyeksikan menjadi penghubung utama antarkabupaten di Sulawesi Tenggara. Dengan panjang mencapai 2.969 meter dan estimasi anggaran sebesar Rp14 triliun, jembatan ini akan menghubungkan tujuh wilayah sekaligus: Muna, Muna Barat, Buton Tengah, Buton, Kota Baubau, Buton Selatan, dan Buton Utara.

 

“Secara ekonomi, jembatan ini akan menjadi katalis pertumbuhan yang luar biasa. Distribusi logistik akan jauh lebih efisien, biaya transportasi menurun, dan iklim investasi di kawasan timur Indonesia akan meningkat signifikan,” papar Setiawan.

 

Lebih jauh, Setiawan menyebut bahwa perjuangan Ridwan Bae tidak berhenti pada proyek ini saja. Rencana pembangunan jembatan penghubung Muna–Kendari juga sedang diperjuangkan guna mewujudkan konektivitas darat menyeluruh di Sulawesi.

 

“Jika ini terealisasi, maka dari total 81 kabupaten di Sulawesi, 73 kabupaten bisa diakses melalui jalur darat tanpa perlu kapal feri. Ini adalah lompatan besar dalam sejarah infrastruktur kawasan timur,” tambahnya.

 

Ahmat Setiawan juga menyoroti pendekatan kolaboratif yang ditunjukkan oleh Ridwan Bae. Ia menilai politisi senior Partai Golkar tersebut telah menunjukkan kedewasaan politik dengan secara terbuka mengapresiasi peran berbagai pihak—termasuk mantan Gubernur Sultra Ali Mazi dan Anggota DPR RI Rusda Mahmud—dalam mendukung proyek ini.

 

“Sikap ini mencerminkan kematangan politik dan orientasi kuat terhadap kepentingan rakyat. Pembangunan infrastruktur strategis seperti ini harus menjadi agenda kolektif, bukan ajang klaim politik sempit,” tegas Setiawan.

 

Dukungan dari Gubernur Sulawesi Tenggara saat ini, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, juga menjadi kekuatan tambahan dalam mendorong realisasi proyek. Menurut Setiawan, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan pembangunan infrastruktur berskala besar.

 

Meski potensinya sangat besar, pembangunan Jembatan Muna–Buton juga menghadapi tantangan teknis dan finansial. Jembatan sepanjang hampir 3 kilometer ini dirancang tanpa tiang penyangga di tengah laut, memerlukan teknologi tinggi dan dukungan pembiayaan yang tidak sedikit.

 

Menteri PUPR Ir. Dody Hanggodo sebelumnya mengindikasikan upaya pemerintah untuk mencari sumber pembiayaan dari luar negeri melalui skema pinjaman lunak.

 

“Kami mendukung upaya pemerintah dalam mencari pendanaan alternatif yang tidak memberatkan APBN. Proyek ini harus menjadi prioritas nasional dengan pengelolaan yang akuntabel dan berkelanjutan,” ujar Setiawan.

 

Sebagai representasi generasi muda Sulawesi Tenggara, HIMASULTRA Jakarta memandang proyek Jembatan Muna–Buton sebagai investasi jangka panjang yang akan mewariskan manfaat besar bagi generasi mendatang.

 

“Kami melihat proyek ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan masa depan. Generasi muda Indonesia, khususnya yang berasal dari Sultra, sangat menaruh harapan besar pada realisasi jembatan ini,” tandas Setiawan.

 

Proyek ini telah masuk dalam daftar usulan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan direncanakan mulai dikerjakan pada tahun 2026.

 

Di akhir pernyataannya, Ahmat Setiawan mengajak seluruh elemen masyarakat Sulawesi Tenggara, baik yang di kampung halaman maupun di perantauan, untuk bersatu memberikan dukungan positif terhadap proyek ini.

 

“Mari kita kawal bersama pembangunan Jembatan Muna–Buton. Dukungan bisa dalam bentuk doa, pengawalan kebijakan, maupun kontribusi konstruktif di ruang-ruang publik. Proyek ini milik kita bersama,” pungkasnya.

Laporan: Red. 

Array
Related posts