narasi-news.com, Jakarta || Kasus judi online Komdigi terus menyeret nama-nama baru yang diduga terlibat. Salah satu nama yang menjadi sorotan publik adalah Elah Karmilah, anggota DPRD Sumedang dari Fraksi PPP periode 2024-2029, sekaligus ibu dari tersangka utama kasus ini, Denden Imadudin Soleh, seorang pejabat di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Denden, yang menjabat sebagai Ketua Tim Penyidikan dan Ahli UU ITE Ditjen Aplikasi dan Informatika, dikenal dengan gaya hidup mewahnya. Ia kerap melakukan perjalanan umrah dan haji dengan biaya fantastis melalui program Haji Furoda, yang berkisar antara Rp300 juta hingga Rp1 miliar. Selain itu, ia memiliki koleksi jam tangan mewah seperti Rolex, Richard Mille, dan Audemars Piguet, serta mobil-mobil mewah, termasuk Mercedes Benz dan Hyundai. Denden diketahui tinggal di kawasan elite, Perumahan Vida, Cluster Botanica, Kota Bekasi.
Penyelidikan kasus ini mengungkap dugaan kuat bahwa sebagian dana yang diperoleh dari aktivitas judi online disalurkan kepada Elah Karmilah untuk mendukung kampanye politiknya. Diketahui, Elah Karmilah berhasil memenangkan kursi DPRD Sumedang dengan perolehan suara fantastis, yakni 13.098 suara, jauh melampaui hasil pemilu sebelumnya di mana ia gagal dua kali berturut-turut.
Menurut Daffariza Aditya, Koordinator Lapangan dan Direktur Advokasi KUMHAM Forum Mahasiswa Hukum Sumedang-Jakarta, dugaan aliran dana ini semakin diperkuat oleh laporan masyarakat yang mengaku menerima uang kampanye dari Elah Karmilah dengan nilai Rp100.000 hingga Rp250.000 per orang.
“Ini bukan angka kecil. Sangat mungkin dana tersebut berasal dari kasus judi online yang melibatkan anaknya, Denden Imadudin Soleh,” tegas Daffariza saat memberikan keterangan di Divisi Humas Polri. Senin, 6 Januari 2025
Forum Mahasiswa Hukum Sumedang berencana menggelar aksi unjuk rasa jilid kedua jika tuntutan mereka agar Bareskrim Polri memeriksa Elah Karmilah tidak segera dipenuhi. Pada aksi jilid pertama, Bareskrim dan Plt Ketua Umum PPP dinilai tidak menggubris tuntutan tersebut.
“Aksi kami nanti akan lebih besar dan masif. Kami memperkirakan akan ada 200 hingga 250 orang yang turun ke jalan. Ini bukan aksi main-main. Kasus ini harus diungkap tuntas, tanpa pandang bulu,” ujar Daffariza dengan nada tegas.
Daffariza juga mendesak Plt Ketua Umum PPP untuk segera mengevaluasi posisi Elah Karmilah demi menjaga citra partai. “Kasus ini telah mencoreng nama PPP di mata masyarakat Sumedang. Jika tidak segera diambil tindakan, kepercayaan publik terhadap partai bisa runtuh,” tambahnya.
Daffariza menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil tanpa pandang bulu. “Hukum tidak boleh tebang pilih, mau tua, muda, kaya, atau miskin. Semua sama di mata hukum. Kami mendesak Bareskrim segera memanggil dan memeriksa Elah Karmilah atas dugaan ini,” pungkasnya.
Kasus judi online Komdigi hingga kini telah menetapkan 24 tersangka, sementara empat orang lainnya masih buron. Dengan eskalasi tuntutan masyarakat dan rencana aksi unjuk rasa jilid kedua, kasus ini semakin menjadi perhatian publik dan ujian besar bagi integritas penegakan hukum di Indonesia.
Sementara itu, sampai berita ini ditayangkan pihak media masih berupaya melakukan konfirmasi ke pihak terkait.
(Red/Sal).