narasi-news.com, Konawe – Penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), salah satu perusahaan tambang yang beroperasi di Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, menuai sorotan tajam.
Pasalnya, dalam penyaluran beasiswa pendidikan yang berlangsung pada Selasa, 13 Mei 2025 di Hotel Nugraha, tak satu pun mahasiswa Universitas Lakidende (Unilaki) yang menerima bantuan pendidikan tersebut.
Ironisnya, PT. SCM merupakan perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, tempat Unilaki berada. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat, terutama para mahasiswa dan aktivis kepemudaan.
“Seharusnya mahasiswa Unilaki menjadi prioritas dalam penyaluran dana CSR pendidikan oleh PT. SCM,” tegas Ketua Umum PB HAM Konawe Raya, Muh. Supril pada media Rabu, 14 Mei 2025.
Ia menilai bahwa PT. SCM bukan hanya milik masyarakat Kecamatan Routa semata, melainkan milik seluruh masyarakat Kabupaten Konawe.
Muh. Supril mendesak agar tidak ada praktik diskriminatif atau tebang pilih dalam pelaksanaan program CSR pendidikan.
Menurutnya, dana CSR adalah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang harus dirasakan secara adil dan merata oleh seluruh elemen masyarakat, khususnya mahasiswa lokal yang sedang menempuh pendidikan tinggi.
“Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengawal kehadiran investor di Kabupaten Konawe, khususnya dalam memastikan mereka melaksanakan kewajiban CSR dengan transparan dan adil,” lanjutnya.
Sebagai bentuk kekecewaan atas kebijakan ini, PB HAM Konawe Raya bersama aliansi mahasiswa berencana akan menggelar aksi demonstrasi di Kantor Pemerintah Daerah (Pemda) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe dalam waktu dekat.
Aksi ini bertujuan mendesak kejelasan dan pemerataan dalam penyaluran dana CSR PT. SCM ke seluruh wilayah Kabupaten Konawe, termasuk kepada mahasiswa Unilaki yang selama ini terkesan diabaikan.
