Krisis Kepemimpinan di HMI Cabang Jakarta Raya: Seruan Evaluasi Menyeluruh

Penulis : Via

Jakarta, narasi-news.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia yang memiliki visi mencetak generasi muda berintegritas, kritis, dan progresif. 

 

Sebagai bagian dari tubuh HMI, HMI Cabang Jakarta Raya memegang peran strategis, terutama karena lokasinya di ibu kota negara. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, cabang ini menghadapi tantangan serius dalam kepemimpinannya. 

 

Dengan berbagai permasalahan yang mencuat, evaluasi menyeluruh menjadi langkah mendesak untuk memastikan HMI Cabang Jakarta Raya kembali berada di jalur yang benar. Berikut beberapa poin kondisi HMI Cabang jakarta Raya

 

1. Ketidakjelasan Progres Sejak Pelantikan

 

Sejak dilantik pada 20 Juli 2024, kepengurusan HMI Cabang Jakarta Raya belum menunjukkan progres signifikan. Dalam lima bulan terakhir, tidak ada langkah strategis atau pencapaian berarti yang dapat dirasakan baik di internal organisasi maupun oleh masyarakat luas. Kondisi ini mencerminkan lemahnya perencanaan strategis, kurangnya pelaksanaan tugas, dan minimnya inovasi dalam mengelola organisasi.

 

Sebagai cabang yang memiliki pengaruh besar, HMI Cabang Jakarta Raya seharusnya menjadi teladan bagi cabang-cabang lain di seluruh Indonesia. Ketidakmampuan dalam menunjukkan hasil konkret ini mengancam reputasi HMI sebagai organisasi kader. Ketua umum perlu segera melakukan refleksi mendalam atas situasi ini dan mengambil langkah konkret untuk memperbaiki keadaan.

 

2. Pelanggaran Pasal 29 ART HMI: Kredibilitas Pengurus Dipertanyakan

 

Isu lain yang mencuat adalah dugaan bahwa beberapa pengurus hingga saat ini belum menyelesaikan pelatihan kader tingkat lanjut (LK II). Pelanggaran ini melanggar Pasal 29 Anggaran Rumah Tangga (ART) HMI, yang mewajibkan pengurus memiliki kapasitas kepemimpinan yang memadai. Tanpa memenuhi persyaratan ini, pengurus dianggap tidak layak untuk menjalankan amanahnya.

 

Ketua umum memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh pengurus memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas mereka. Pengurus yang tidak memenuhi syarat harus segera diganti dengan kader lain yang lebih kompeten dan memenuhi persyaratan. Langkah ini bukan hanya soal kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga untuk menjaga kredibilitas dan profesionalitas organisasi.

 

3. Ketiadaan Rapat Kerja: Kegagalan Merancang Program Strategis

 

Hingga kini, HMI Cabang Jakarta Raya belum mengadakan rapat kerja (raker). Padahal, raker adalah forum strategis untuk merumuskan program kerja yang menjadi pedoman operasional organisasi selama satu periode kepengurusan. Tanpa raker, organisasi kehilangan arah dan menjadi tidak produktif.

 

Ketiadaan raker mencerminkan kelemahan dalam perencanaan dan koordinasi internal. Tanpa program kerja yang jelas, pengurus dan kader kehilangan panduan dalam menjalankan tugas mereka. Lebih jauh, hal ini juga memperburuk citra organisasi di mata masyarakat, yang selama ini mengharapkan kontribusi nyata dari HMI dalam menghadapi berbagai persoalan sosial.

 

4. Lemahnya Kemampuan Mengakomodasi Pengurus dan Kader

 

Kepemimpinan yang baik mencakup kemampuan untuk mengakomodasi berbagai aspirasi dan kepentingan di dalam organisasi. Namun, kepemimpinan di HMI Cabang Jakarta Raya saat ini menunjukkan kelemahan signifikan dalam aspek ini. Kurangnya komunikasi dan koordinasi yang baik menyebabkan kondisi internal cabang menjadi tidak teratur dan berantakan.

 

Ketua umum juga gagal memberikan motivasi yang cukup kepada pengurus dan kader untuk menjalankan tugas mereka dengan optimal. Akibatnya, banyak potensi yang tidak dimanfaatkan dan program kerja yang semestinya dilaksanakan menjadi terhenti. Ketidakharmonisan ini mencerminkan buruknya manajemen konflik di dalam organisasi, yang pada akhirnya berdampak pada efektivitas kepemimpinan.

 

5. Minimnya Visi Kepemimpinan

 

Kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang memiliki visi jelas dan mampu mendorong organisasi mencapai tujuan jangka panjangnya. Namun, di HMI Cabang Jakarta Raya, ketua umum dianggap tidak memiliki visi yang kuat dalam mengarahkan organisasi. Minimnya inovasi dan inisiatif strategis membuat cabang ini terkesan berjalan tanpa arah.

 

Sebagai cabang strategis, HMI Cabang Jakarta Raya harus menjadi motor penggerak perubahan, baik di internal organisasi maupun di masyarakat. Kegagalan dalam memberikan arahan yang jelas menunjukkan bahwa kepemimpinan saat ini membutuhkan perbaikan signifikan untuk memastikan organisasi kembali berfungsi sesuai dengan tujuan utamanya.

 

Rekomendasi untuk Perbaikan

 

Melihat kondisi ini, berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengembalikan HMI Cabang Jakarta Raya ke jalurnya:

 1. Evaluasi Menyeluruh terhadap Kepengurusan

Ketua umum harus segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja seluruh pengurus. Pengurus yang tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik harus diganti dengan kader lain yang lebih kompeten.

 2. Penyelenggaraan Rapat Kerja Segera

Rapat kerja harus segera diadakan untuk merumuskan program kerja yang jelas dan strategis. Program ini akan menjadi panduan bagi seluruh pengurus dan kader dalam menjalankan tugas mereka selama satu periode ke depan.

 3. Penguatan Kompetensi Pengurus

Pengurus yang belum memenuhi persyaratan, seperti menyelesaikan LK II, harus segera diarahkan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa seluruh pengurus memiliki kompetensi yang sesuai dengan tanggung jawab mereka.

 4. Peningkatan Komunikasi Internal

Ketua umum harus meningkatkan komunikasi dan koordinasi di antara pengurus dan kader. Langkah ini akan membantu menciptakan harmoni dalam organisasi dan memastikan seluruh anggota bergerak menuju tujuan yang sama.

 5. Penguatan Visi dan Inovasi

Ketua umum perlu mengembangkan visi yang jelas dan inovatif untuk mengarahkan HMI Cabang Jakarta Raya menjadi organisasi yang lebih progresif dan relevan. Langkah ini melibatkan perumusan program kerja yang tidak hanya berdampak di internal organisasi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.

 

Penutup

HMI Cabang Jakarta Raya memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi teladan dalam mengelola organisasi secara profesional dan progresif. Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa cabang ini sedang mengalami krisis kepemimpinan yang serius. Evaluasi menyeluruh dan pembenahan total menjadi langkah mendesak untuk memastikan organisasi ini kembali ke jalurnya.

 

Kepemimpinan yang kuat, program kerja yang jelas, dan komunikasi yang baik adalah kunci untuk mengembalikan kejayaan HMI Cabang Jakarta Raya. Dengan langkah-langkah ini, HMI Cabang Jakarta Raya dapat kembali menjadi motor penggerak perubahan yang memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan masyarakat.

 

Jika kondisi HMI cabang jakarta raya terus dibiarkan maka yang terjadi adalah degradasi himpunan tercinta dan mencederai cita-cita luhur para Founding father Himpunan Mahasiswa Islam.

Array
Related posts