Berbagai lembaga survei terus merilis hasil sigi terkait elektabilitas bakal calon presiden yang diprediksi akan turut serta dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Berikut ini 16 survei terbaru yang dirangkum CNBC Indonesia sejak awal Juli 2023.
Lembaga Survei Indonesia (LSI)
LSI menyatakan elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Lampung bersaing ketat sebagai bakal calon presiden.
Survei dilakukan sepanjang 19-26 Juni dengan melibatkan 1.620 responden di dua daerah pemilihan (dapil) Lampung.
Dari sejumlah simulasi survei yang dilakukan, elektabilitas Ganjar dan Prabowo selalu berdekatan.
Simulasi Top of Mind
Ganjar Pranowo 30,6 persen
Prabowo Subianto 30,4 persen
Anies Baswedan 10,3 persen
Ridwan Kamil 0,9 persen
Sandiaga Uno 0,6 persen
Simulasi 10 Nama
Ganjar Pranowo 36,4 persen
Prabowo Subianto 36 persen
Anies Baswedan 12,3 persen
Ridwan Kamil 2,4 persen
Sandiaga Uno 1,6 persen
Simulasi 4 Nama
Ganjar Pranowo 38,9 persen
Prabowo Subianto 38,8 persen
Anies Baswedan 14,8 persen
Puan Maharani 0,3 persen
Simulasi 3 Nama
Ganjar Pranowo 39,7 persen
Prabowo Subianto 38,3 persen
Anies Baswedan 14,9 persen
Simulasi 2 Nama
Prabowo Subianto 47,7 persen
Ganjar Pranowo 41,8 persen
Lembaga Survey & Poling Indonesia (SPIN)
SPIN merilis hasil survei terkait elektabilitas bakal calon presiden yang diproyeksi akan turut serta dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024. Berdasarkan survei itu, Prabowo Subianto berada di posisi pertama, diikuti Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Survei ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan bantuan kuesioner kepada 1.230 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.230 responden, margin of error survei ini sebesar 2,8%. Survei dilakukan pada tanggal 15-25 Juli 2023.
Direktur SPIN, Igor Dirgantara, mengatakan hasil survei simulasi tiga capres menunjukkan Prabowo memiliki elektabilitas paling tinggi mengalahkan Ganjar dan Anies.
“Sebagian besar publik atau 41,7% akan memilih Prabowo Subianto sebagai presiden bila pemilu serentak dilaksanakan hari ini dan diikuti oleh tiga capres saja,” kata Igor dalam rilis survei SPIN yang disiarkan secara daring, Jumat (4/8/2023).
“Sementara Ganjar masih berada di posisi kedua dengan 30,3%, dan Anies berada di posisi ketiga memperoleh 21,0%. Masih ada 7,0% publik belum punya pilihan,” katanya.
Berikut hasil survei elektabilitas capres simulasi tiga nama:
Prabowo Subianto: 41,7%
Ganjar Pranowo: 30,3%
Anies Baswedan: 21%
Tidak Tahu: 7%
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
SMRC merilis survei terbaru perihal bakal calon presiden yang diprediksi akan tampil dalam pemilihan presiden mendatang. Fokus survei adalah efek dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kontestasi tersebut.
Hasilnya, sebanyak 40,6 persen publik menilai Jokowi mendukung Ganjar Pranowo; 28,3 persen Prabowo Subianto; dan 11,9 persen Anies Baswedan.
Demikian temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Juli 2023 yang dipresentasikan dalam Program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Efek Jokowi di Pilpres 2024” melalui kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, 3 Agustus 2023.
Saiful menjelaskan mengapa pembicaraan dukungan dari Jokowi menjadi penting karena tingkat kepuasan pada kinerja Jokowi sangat positif di mata pemilih. Pada survei SMRC Juli 2023, tingkat kepuasan publik pada Jokowi 77,3 persen, bahkan sempat mencapai sekitar 80 persen.
“Jika penilaian publik pada Jokowi sangat positif, dan jika dia memihak pada satu calon, maka pemilih yang positif pada Jokowi akan cenderung mendukung calon-calon yang didukung olehnya,” jelas pendiri SMRC tersebut.
Menurut Saiful, pemilih yang memiliki penilaian positif pada kinerja Jokowi kemungkinan berharap program-program yang ada dilanjutkan pada pemerintahan berikutnya. Siapa di antara calon presiden sekarang yang dinilai publik akan melanjutkan program kebijakan Jokowi?
Dari empat nama yang diajukan dalam survei ini, ada 40 persen yang menilai Ganjar bisa melanjutkan program kebijakan Jokowi; 29,7 persen menyebut Prabowo; 15 persen Anies; dan 0,9 persen Airlangga Hartarto. Masih ada 14,4 persen yang belum menjawab.
Dalam tiga kali survei (April sampai Juli 2023), penilaian bahwa Ganjar bisa melanjutkan kebijakan Jokowi tidak mengalami perubahan berarti, 44,5 persen di April-Mei; 36,3 persen Mei; dan 40 persen di Juli 2023. Sementara penilaian bahwa Prabowo bisa melanjutkan kebijakan Jokowi sedikit menguat dari 25 persen di April-Mei, menjadi 27,9 persen Mei; dan 29,7 persen di Juli 2023.
Saiful memberi catatan bahwa angka sekitar 15 persen publik yang menilai Anies akan melanjutkan program Jokowi kemungkinan berasal dari masyarakat yang kurang mengakses informasi. Kesimpulan itu muncul karena opini yang berkembang di media massa adalah bahwa Anies adalah tokoh yang akan melakukan perubahan.
Secara umum, opini publik tentang siapa yang akan melanjutkan program Jokowi cukup menyebar di antara Ganjar dan Prabowo. Tidak ada satu orang pun yang mendapatkan opini mayoritas dari pemilih bahwa dia akan melanjutkan program Jokowi.
Menurut Saiful, hal ini terjadi karena kekaburan atau ketidakjelasan sikap Jokowi sehingga sikap dan opini masyarakat juga terpolarisasi tentang siapa tokoh pelanjut program pemerintahan sekarang.
Dalam pertanyaan yang lebih eksplisit siapa capres yang didukung Jokowi menurut pandangan publik, ada 40,6 persen yang menyebut Ganjar adalah tokoh yang didukung Jokowi sebagai calon presiden 2024; 28,3 persen menyebut Prabowo; 11,9 persen Anies; 0,4 persen lainnya; dan 18,7 persen tidak jawab.
Saiful menjelaskan bahwa data ini juga menunjukkan pemilih terpolarisasi dalam menentukan siapa capres yang didukung Jokowi.
LSI Denny JA
LSI Denny JA merilis hasil survei head to head bakal capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Prabowo dan Ganjar berjarak 10,4 persen.
Survei ini dilakukan secara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2,9%. Survei dilakukan pada tanggal 3-15 Juli 2023.
“Bulan Januari 2023, elektabilitas Prabowo 38,5%. Bulan Mei naik menjadi 44,5%. Bulan Juni naik kembali menjadi 50,4%, dan Bulan Juli juga naik menjadi 52%,” ujar peneliti LSI Hanggoro Doso Pamungkas saat memaparkan rilis di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Senin (31/7/2023).
“Elektabilitas Ganjar pada bulan Januari 2023 sebesar 43,1%. Bulan Mei turun menjadi 38,1%. Bulan Juni berhasil rebound menjadi 43,2%. Akan tetapi bulan Juli turun menjadi 41,6%,” imbuhnya.
Berikut hasil survei head to head Prabowo Vs Ganjar di LSI Denny JA:
Prabowo Subianto: 52%
Ganjar Pranowo: 41,6%
Tidak tahu/tidak jawab: 6,4%.
Sementara itu, LSI Denny JA juga menyatakan Ganjar unggul hanya di pemilih PDIP. Sementara, Prabowo unggul di semua pemilih partai selain PDIP.
Pada pemilih agama, Prabowo unggul di pemilih muslim. Ganjar unggul di pemilih non muslim. Begitu juga dengan gender, Prabowo disebut unggul di kalangan pemilih laki-laki maupun perempuan.
Berita selengkapnya >>> Klik di sini
Utting Research
Lembaga survei yang berbasis di Australia, Utting Research, merilis hasil jajak pendapat terkait elektabilitas para tokoh menjelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Hasilnya, nama Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang berada di peringkat pertama mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Managing Director Utting Research John Utting mengatakan ketiga bakal calon presiden (bacapres) tersebut memiliki perolehan suara yang tidak berjauhan. Elektabilitas Ganjar Pranowo tercatat mencapai 34 persen, disusul Prabowo Subianto sebesar 33 persen, dan Anies Baswedan hanya 27 persen.
Sisanya, sebanyak tiga persen responden menjawab rahasia dan atau belum memutuskan. Sementara tiga persen lainnya memilih untuk tidak menjawab.
“Pilpres 2024 Indonesia sangat menarik. Hingga delapan bulan menjelang hari-H, pemenangnya masih sangat tidak jelas. Tiga kontestan terkuat masih sangat berimbang elektabilitasnya,” ujar John dalam keterangan tertulis, Jumat (28/7/2023).
Menurut John, dengan selisih yang tipis di antara ketiga calon membuat kompetisi masih rentan terjadi perubahan pilihan pemilih menjelang pilpres nanti. Selain itu, terkait pertanyaan tentang bagaimana visi misi capres yang diinginkan publik, dia mengatakan sebagian besar responden menjawab ingin keberlanjutan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan adanya sejumlah perbaikan.
“Responden yang menginginkan visi misi melanjutkan sebagian kebijakan pemerintahan Jokowi dan memperbaiki sebagian lainnya mencapai 61 persen,” terangnya.
Sedangkan yang menginginkan pemerintahan baru dengan sebaiknya membuat kebijakan baru dan berbeda tercatat sebesar 20 persen.
Sebagai informasi survei Utting Research dilakukan secara tatap muka pada 12-17 Juni 2023 dengan jumlah sampel responden sebesar 1.200 yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Survei tersebut dilakukan menggunakan metode multi stage random sampling, dengan margin of error sebesar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Lembaga Survei Nasional (LSN)
LSN merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas calon presiden (Capres) 2024. Dalam survei tersebut, elektabilitas Prabowo Subianto yang paling tinggi.
Survei ini dilaksanakan pada 10 sampai 19 Juli 2023 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP).
Adapun jumlah sampel sebanyak 1420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner.
Sedangkan ambang kesalahan (margin of error) yang ditetapkan dalam survei ini sebesar +/- 2,6% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%. Validasi data mengacu pada data kependudukan yang dikeluarkan BPS.
Adapun LSN membuat survei ini dalam beberapa format. Dalam format pertanyaan terbuka, Prabowo Subianto berada di posisi paling atas.
“Prabowo Subianto selalu leading atas Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan. Ketika LSN mengajukan pertanyaan secara terbuka (top of mind) siapakah yang akan dipilih jika saat ini dilaksanakan Pilpres, sebanyak 28,5% secara spontan menyebut nama Prabowo. Sementara yang menyebut nama Ganjar sebanyak 17,6% dan Anies hanya 13,4%,” ujar Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry dalam rilis survei LSN, Rabu (26/7/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa LSN juga mengajukan pertanyaan secara tertutup. Prabowo Subianto tetap kokoh di puncak dengan elektabilitas 33,8%. Sedangkan Ganjar hanya dipilih oleh 20,2% dan Anies menjadi pilihan 16,4% responden. Posisi Prabowo juga tetap di atas saat simulasi tiga nama.
“Begitu pula saat LSN membuat simulasi Pilpres hanya diikuti tiga kandidat saja, Prabowo semakin menguat dengan elektabilitas 40,5%. Sementara Ganjar hanya didukung oleh 30,8% responden dan Anies menjadi pilihan 22,4% responden,” ujarnya.
Gema Nusantara Bakry mengungkap posisi Prabowo menguat lantaran endorsement dari Presiden Jokowi. Jokowi disebut total mendukung Prabowo.
“Salah satu faktor penyebab mengapa trend elektabilitas Prabowo Subianto semakin menguat sementara Ganjar Pranowo cenderung melemah adalah faktor endorsement Presiden Jokowi. Berdasarkan observasi LSN, Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu disebut-sebut berdiri dengan dua kaki, namun kini kedua kaki Jokowi nampaknya cenderung total mendukung Prabowo,” ujarnya.
Fixpoll Media Polling Indonesia
Lembaga survei Fixpoll Media Polling Indonesia menyebut simulasi pasangan Prabowo Subianto dan pasangan Anies Baswedan saling mengalahkan dalam survei calon presiden di Jawa Barat. Sementara simulasi pasangan Ganjar Pranowo konsisten di urutan ketiga.
Direktur Eksekutif Fixpoll Media Polling Indonesia Mohammad Anas RA mengatakan elektabilitas Prabowo dan Anies bersaing di Jabar. Adapun elektabilitas Ganjar tertinggal jauh.
“Dalam simulasi tiga nama, Prabowo juga unggul 38,4 persen, dibayangi Anies di posisi kedua 33,7 persen, dan Ganjar 16,9 persen,” kata Anas dalam keterangan tertulis, Selasa (25/7).
Fixpoll membuat empat simulasi pilpres dengan memasangkan tiga kandidat itu dengan sejumlah nama. Dua simulasi dimenangkan Anies dan dua simulasi lainnya dimenangkan Prabowo
Simulasi pertama adalah Anies Baswedan-Agus Harimurti (AHY) (36,1 persen), Prabowo Subianto-Erick Thohir (30,6 persen), dan Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar (17,9 persen). Sebanyak 15,4 persen responden menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
Simulasi kedua dimenangkan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar (36,2 persen). Lalu ada Anies Baswedan-La Nyalla Mattalitti (34,9 persen), Ganjar Pranowo-Erick Thohir (16,1 persen), dan tidak tahu/tidak jawab (12,8 persen).
Anies Baswedan-Gatot Nurmantyo memenangkan simulasi ketiga dengan 36,3 persen. Kemudian Prabowo Subianto-Erick Thohir (31,3 persen), Ganjar Pranowo-Andika Perkasa (16,2 persen), dan tidak tahu/tidak jawab (16,2 persen).
Simulasi terakhir dimenangkan Prabowo Subianto-Khofifah Indar Parawansa (36,5 persen). Selanjutnya ada Anies-Ahmad Heryawan (33,1 persen), Ganjar-Sandiaga Uno (16,4 persen), serta tidak tahu/tidak jawab 14 persen.
Anas menjelaskan keunggulan Prabowo di Jawa Barat dipengaruhi basis suara Pilpres 2014 dan 2019. Basis itu masih bertahan mendukung Prabowo hingga saat ini.
“Pemilih Prabowo-Sandi pada pilpres 2019 masih konsisten memilih Prabowo bila dilakukan pilpres hari ini 48,1 persen (responden),” ujarnya.
Anas berkata capaian Anies di Jawa Barat karena kekompakan pemilih PKS dan Partai NasDem.
Sementara itu keunggulan Anies di Jabar disebabkan beberapa faktor yaitu, Pertama, Anies identik dengan tokoh perubahan, sekitar 37,5 persen. Citra Anies sebagai pemimpin yang mewakili umat juga berpengaruh dalam survei ini.
“Anies direpresentasikan sebagai figur yang mewakili visi politik keumatan. Masyarakat Jabar yang menginginkan pemimpin memiliki visi politik yang membawa kemaslahatan umat jumlahnya 44,6 persen,” ucap Anas.
Sementara itu, kekalahan Ganjar dipengaruhi faktor historis PDIP yang tak pernah menang di daerah itu. Lalu ada masalah dampak soliditas partai pendukung Ganjar di Jawa Barat.
“Partai koalisi Ganjar hanya pemilih PDIP yang solid memilih Ganjar, sementara pemilih Hanura 100 persen dan Perindo 50 persen mayoritas memilih Anies Baswedan dan pemilih PPP 41,7 persen mayoritas memilih Prabowo Subianto,” ujarnya.
Berita selengkapnya >>> Klik di sini
Indikator Politik Indonesia (IPI)
IPI merilis survei elektabilitas terhadap 3 bacapres potensial. Hasilnya, Prabowo Subianto unggul 36,8 %, sementara Ganjar Pranowo 35,7 % dan Anies Baswedan 21,5 %.
Survei itu digelar pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 responden. Responden diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Responden diberi pertanyaan ‘Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut?’.
“Jadi sampai 3 nama perbedaan Ganjar dan Prabowo Subianto masih neck to neck meskipun Prabowo unggul tapi keunggulannya tipis. Dan Anies di peringkat ketiga 21,5% selisih kurang lebih 14% dibanding Ganjar,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya secara virtual, Minggu (23/7/2023).
Berikut ini elektabilitas simulasi tiga nama capres:
Prabowo Subianto 36,8%
Ganjar Pranowo 35,7%
Anies Baswedan 21,5%
TT/TJ 6,1%
Burhanuddin juga memaparkan tren basis capres menurut basis Pilpres 2019 yakni Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia menunjukkan tren dukungan basis Jokowi paling banyak mendukung Ganjar.
Berikut urutan tren dukungan dari basis Jokowi-Ma’ruf:
Ganjar Pranowo 49,3%
Prabowo Subianto 28,5%
Anies Baswedan 14,0%
Sementara, di basis Prabowo-Sandiaga:
Prabowo Subianto 51,6%
Anies Baswedan 41,0%
Ganjar Pranowo 5,9%
Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI)
ARCI merilis hasil survei elektabilitas tiga nama bacapres di Pilpres 2024. Dari survei mereka, Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Jawa Timur.
“Hasil survei ARCI dalam elektabilitas simulasi capres tiga nama, Prabowo Subianto unggul atas Ganjar dan Anies Baswedan. Tren Prabowo terus meningkat di Jatim,” kata Direktur ARCI Baihaki Sirajt, Selasa (18/7/2023), seperti dikutip detik.com.
Hasil survei itu menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto di angka 33,7%. Sementara Ganjar Pranowo di angka 30,5% dan Anies Baswedan di angka 23,3%.
Tren elektabilitas Prabowo di Jatim disebut Baihaki terus meningkat. Elektabilitasnya sudah mencapai 33,7% padahal pada akhir tahun 2022 lalu elektabilitas Prabowo Subianto masih di angka 21,9%.
Calon lainnya yakni Ganjar dan Anies juga mengalami kenaikan. Namun, kenaikannya tidak setinggi Prabowo. Di mana Ganjar pada akhir 2022 lalu di angka 20,1% kini menjadi 30,5%.
“Sementara Anies Baswedan akhir 2022 lalu di angka 16,7% sekarang menjadi 23,3%,” tambahnya.
Kenaikan elektabilitas Prabowo, lanjut Baihaki, salah satunya terkait isu-isu ‘endorse Jokowi’ yang memengaruhi publik. Apalagi, Jatim saat Pilpres 2019 lalu merupakan basis suara Jokowi.
“Ada faktor itu (endorse Jokowi). Faktor besar lain dari temuan kami adalah pemilih Nahdliyin yang sangat besar di Jatim cenderung memilih Prabowo dibanding dua nama lain,” jelasnya.
“Selain itu responden menilai Prabowo pemimpin yang tegas dan meyakini Prabowo orang yang komitmen menjadi penerus program Jokowi,” tambahnya.
Dalam responden yang mengaku merupakan warga NU, Baihaki memaparkan sebanyak 32,06% memilih Prabowo. Kemudian sebanyak 30,01% memilih Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebesar 17,4%. Masih ada 20,53% responden belum menentukan pilihan.
Survei ARCI dilakukan pada 4 Juli-15 Juli 2023. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 1.250 responden yang tersebar proporsional di 38 kabupaten/kota Jatim. Survei ARCI memiliki margin of error sebesar 2,8% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Berikut elektabilitas tiga cepres di Jawa Timur versi survei ARCI:
1. Prabowo Subianto 33,7%
2. Ganjar Pranowo 30,5%
3. Anies Baswedan 23,3%.
Belum menjawab/belum menentukan 12,5%
Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic)
Indostrategic merilis hasil survei nasional bertajuk “Keberlanjutan Vs Perubahan: Dinamika Peta Politik Menuju Pemilu 2024”. Seperti dikutip dari bahan paparan yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (14/7/2023), Indostrategic menjalankan survei nasional dengan metode multi-stage random sampling yang melibatkan sampel 1.400 responden di 38 provinsi yang meliputi 84 dapil di seluruh Indonesia, dengan Margin of Error (MoE) 2,62%.
Survei ini dilakukan melalui face to face interview, dengan periode pengerjaan survei lapangan pada tanggal 9-20 Juni 2023. Salah satu pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah “Menurut Ibu/Bapak/Saudara, siapakah sosok calon presiden (capres) yang didukung oleh Presiden Jokowi?”. Hasilnya adalah sebagai berikut: Ganjar Pranowo: 74%
Prabowo Subianto: 22,4%
Airlangga Hartarto: 2,2%
Lainnya: 0,3%
TT/TJ: 1,1%.
“Sebanyak 74% responden berpendapat bahwa Presiden Jokowi akan mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pemilu 2024 mendatang,” tulis Indostrategic.
Pertanyaan berikut adalah “Apakah Ibu/Bapak/Saudara akan memilih Kandidat Calon Presiden (Capres) yang didukung oleh Presiden Jokowi?”. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Akan mengikuti pilihan Presiden Jokowi: 19,3%
Tidak akan mengikuti pilihan Presiden Jokowi: 56,6%
Ragu-ragu/masih menimbang: 21%
TT/TJ: 3,1%
“Sebesar 56,6% responden tidak akan mengikuti capres pilihan Presiden Jokowi,” tulis Indostrategic.
Pertanyaan berikut adalah “Menurut Ibu/Bapak/Saudara, apakah “sebaiknya” Presiden Joko Widodo bersikap netral, bersikap abu-abu, ataukah tidak netral (cawe-cawe) dalam Pilpres 2024 mendatang?”. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Netral: 64,6%
Abu-abu (tidak jelas): 15,5%
Tidak netral dan memanfaatkan kekuasaan/pengaruhnya untuk salah
satu kandidat capres tertentu: 16,4%
TT/TJ: 3,5%
“Sebesar 64,6% responden menilai bahwa Presiden Jokowi sebaiknya bersikap netral dalam Pilpres 2024 mendatang.” tulis Indostrategic.
Poligov
Poligov merilis hasil survei terbaru perihal elektabilitas bakal calon presiden yang diprediksi akan turut serta dalam Pilpres 2024. Dalam survei yang dirilis, Minggu (2/7/2023), simulasi head to head Prabowo vs Ganjar menunjukkan Prabowo masih unggul di Juni 2023. Sementara itu, Anies tertinggal jauh dari Prabowo dan Ganjar di semua simulasi.
“Dalam simulasi 10 nama, elektabilitas Ganjar memang masih teratas, diikuti Prabowo, dan Anies. Namun, dalam head to head Prabowo vs Ganjar, Prabowo mampu unggul dari Ganjar, yakni 42,40 % dan 34,88 %,” ujar Direktur Eksekutif Poligov Muhammad Tri Andika dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia.
“Yang menjadi catatan penting, meski Prabowo unggul dari Ganjar, tapi jaraknya mengecil. Dari 11,9% di bulan Mei, menjadi 7,5% di akhir Juni.”
Andika menyatakan bahwa peningkatan elektabilitas Ganjar akibat efek bulan Bung Karno di Juni lalu. Sementara Prabowo, meski elektabilitasnya juga meningkat, namun tidak sebesar Ganjar.
“Prabowo harus menjaga momentum agar tidak tersalip oleh Ganjar. Sementara Ganjar perlu menciptakan momen-momen baru,” kata Andika.
“Di sisi lain, elektabilitas Anies Baswedan cenderung turun di semua simulasi. Ada sejumlah faktor, salah satunya disebabkan masih kuatnya nuansa ketidkpastian pencalonan Anies akibat manuver PDIP yang berupaya menggoda Partai Demokrat dan PKS,” lanjutnya.
Poligov melakukan survei terhadap 1.250 responden laki-laki maupun perempuan, dengan rentang usia 17 tahun atau lebih melibatkan 37 koordinator lapangan terlatih dengan. Pertanyaan dikirim secara online melalui aplikasi Qualtrics Research untuk memastikan tidak ada IP address yang sama sebagai responden, pada kurun waktu 21-28 Juni 2023. Margin of error–MoE sekitar ±3% pada tingkat kepercayaan 95%.
Berikut simulasi 10 nama bacapres:
Ganjar Pranowo: 27,52%
Prabowo Subianto: 22,64%
Anies Baswedan: 14,16%
Ridwan Kamil: 12,56%
Erick Thohir: 5,04$
Sandiaga Uno: 4,08%
Mahfud MD: 3,68%
Agus Harimurti Yudhoyono: 1,44%
Airlangga Hartarto: 1,28%
Muhaimin Iskandar: 0,96%
Berikut simulasi 3 nama bacapres:
Prabowo Subianto: 32,96%
Ganjar Pranowo: 32,40%
Anies Baswedan: 16,64%
Lembaga Survei Jakarta (LSJ)
LSJ merilis hasil survei elektabilitas bakal calon presiden atau bacapres yang dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Hasilnya, bacapres Prabowo Subianto unggul atas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Survei tersebut digelar pada 20 hingga 29 Juni 2023 di 34 Provinsi Indonesia. LSJ melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak atau systemic random sampling.
Survei ini dilakukan dengan wawancara via telepon dengan bantuan kuesioner. Adapun margin of error survei +/- 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.
Para responden ditanyakan pertanyaan ‘seandainya Pilpres dilakukan hari ini dan hanya diikuti oleh Prabowo, Ganjar, dan Anies, siapakah yang akan Anda pilih?’. Prabowo mendapatkan elektabilitas 40,3% dalam survei ini, diikuti Ganjar 32,6% dan Anies 20,7%.
Berikut ini hasil survei LSJ:
Prabowo 40,3%
Ganjar 32,6%
Anies 20,7%
TT/TJ 6,4%.
Direktur Riset LSJ Vetra Ardianto lantas menjelaskan hasil survei tersebut. Dia menyebut Prabowo unggul sangat signifikan atas Ganjar dan Anies Baswedan.
“Prabowo unggul sangat signifikan dari dua pesaing utamanya, yakni Ganjar Pranowo yang hanya dipilih oleh 32,6% dan Anies Baswedan 20,7%,” kata Vetra saat memaparkan hasil survei, Senin (3/7/2023).
Kemudian, Vetra menyebut posisi Prabowo juga semakin ditegaskan dengan pertanyaan terbuka. Dia menyebut Prabowo selalu leading apapun pertanyaan yang disampaikan kepada responden.
“Data ini semakin menegaskan bahwa keunggulan Prabowo Subianto atas para kompetitornya adalah suatu realitas mengingat dalam format pertanyaan apapun Prabowo selalu leading atas lawan-lawannya,” ujarnya.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
SMRC merilis temuan menarik perihal sosok bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang bisa membuat Ganjar lebih kompetitif dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun depan. Ternyata belum ada bacawapres yang berkontribusi positif kepada elektabilitas bacapres yang juga kader PDIP tersebut.
Demikian temuan survei SMRC sebagaimana yang disampaikan Prof. Saiful Mujani dalam program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Siapa Cawapres Ganjar Pranowo?” yang tayang di kanal YouTubeSMRC TV, Kamis (6/7/2023).
Dalam survei nasional SMRC pada Mei 2023, dilakukan simulasi beberapa tokoh yang kemungkinan menjadi bacawapres Ganjar. Saiful menjelaskan bahwa di antara nama-nama bacapres, Ganjar sekarang lebih definitif karena didukung satu partai (PDIP) yang bisa mengajukan calon sendiri.
“Prabowo, di survei cukup kompetitif, tapi belum definitif karena partai yang mendukungnya masih membutuhkan partai lain. Demikian juga Anies Baswedan. Karena itu dipertimbangkan siapa bakal calon wakil untuk Ganjar yang paling bisa membantu dia mengalahkan lawan-lawannya,” katanya.
Lawannya adalah pasangan yang banyak dibicarakan dan sudah menjadi anggota Koalisi Perubahan dan Koalisi Gerindera dengan PKB. Saiful menyatakan walaupun belum diputuskan, tapi aspirasi yang sangat logis dari PKB bahwa mereka menginginkan Muhaimin Iskandar menjadi cawapres Prabowo.
Demikian pula Demokrat yang menginginkan Agus Harimurti Yudhoyono menjadi wakil Anies. Jika posisinya seperti ini, kira-kira kekuatan elektabilitas Ganjar seperti apa ketika dipasangkan dengan Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansah, Mahfud MD, Sandiaga Uno, Said Aqil Siroj, dan Yahya Cholil Tsaquf?
Saiful menjelaskan bahwa Airlangga logis dipertimbangkan menjadi bacawapres Ganjar karena merupakan ketua partai terbesar kedua di parlemen, yaitu Golkar. Amanat partai Golkar adalah agar ketua umumnya, Airlangga, setidak-tidaknya menjadi calon wakil presiden.
Sementara Erick sudah dibicarakan akan menjadi calon wakil Ganjar atau dengan Prabowo. Khofifah juga dipertimbangkan karena posisinya sebagai gubernur Jawa Timur dan Ganjar perlu menang di Jawa Timur secara meyakinkan jika ingin menang di pilpres ini karena ini adalah provinsi terbesar kedua setelah Jawa Barat.
Mahfud juga banyak dibicarakan oleh para elite politik dan media. Setahun terakhir Mahfud juga cukup menonjok karena berbagai kasus yang dia respons berkaitan dengan penegakan hukum dalam posisinya sebagai menteri senior.
Sementara Sandiaga sudah bergabung dengan PPP dan partai tersebut mengharapkan Sandiaga menjadi calon wakil Ganjar. Said adalah mantan ketua PBNU. Posisi ini penting dipertimbangkan mengingat kebiasaan atau tradisi rekrutmen politik yang dilakukan PDIP dalam pemilihan presiden. Yahya juga demikian, dia adalah tokoh atau Ketua PBNU sekarang.
Bagaimana respons masyarakat terhadap simulasi ini? Kalau Ganjar berpasangan dengan Airlangga melawan Prabowo-Muhaimin dan Anies-AHY, Ganjar-Airlangga mendapatkan suara 33,2 persen; Anies-AHY 23,3 persen; Prabowo-Muhaimin 31,1 persen; dan tidak jawab 12,4 persen.
Saiful menjelaskan bahwa jika berpasangan dengan Airlangga, suara Ganjar seimbang dengan Prabowo-Muhaimin. Perbedaannya dalam rentang margin of error (3,1 persen). Karena itu, lanjut Saiful, kedua pasangan ini seimbang. Sementara suara Ganjar-Airlangga dengan Anies-AHY memiliki selisih signifikan, sekitar 10 persen atau di atas dua kali margin of error.
Jika berpasangan dengan Erick, Ganjar mendapatkan suara 32,9 persen; Anies-AHY 22,4 persen; Prabowo-Muhaimin 32,4 persen; dan tidak tahu 12,2 persen. Perolehan suara Ganjar berpasangan dengan Airlangga maupun berpasangan dengan Erick tidak berbeda signifikan. Saiful menyimpulkan bahwa dilihat dari preferensi pemilih, berpasangan dengan Airlangga atau Erick tidak ada bedanya untuk Ganjar.
Jika dipasangkan dengan Khofifah, Ganjar mendapatkan 31,2 persen; Anies-AHY 23,9 persen; Prabowo-Muhaimin 32,8 persen; dan tidak tahu 12 persen. Berpasangan dengan Mahfud, suara Ganjar menjadi 33,3 persen; Anies-AHY 24,5 persen; Prabowo-Muhaimin 30,1 persen; dan tidak tahu 12,2 persen.
Saiful menegaskan bahwa walaupun hasil survei ini menunjukkan perolehan suara atau angka absolut misalnya Ganjar-Mahfud lebih besar dibanding Prabowo-Muhaimin, namun perbedaan tersebut hanya sekita 3,2 persen. Angka tersebut kurang dari dua kali margin of error. Karena itu, tidak bisa dikatakan bahwa Ganjar-Mahfud unggul melawan Prabowo-Muhaimin.
“Secara statistik, yang harus dikatakan adalah tidak ada perbedaan suara signifikan terhadap dua pasangan ini,” kata Saiful.
Hal yang sama terjadi pada simulasi Ganjar dengan tokoh lain. Jika dipasangkan dengan Sandiaga, suara Ganjar menjadi 33,9 persen; Anies-AHY 23,1 persen; Prabowo-Muhaimin 30,7 persen; dan tidak tahu 12,3 persen.
Dipasangkan dengan Said, dukungan pada Ganjar menjadi 30,5 persen; Anies-AHY 23,7 persen; Prabowo-Muhaimin 32,7 persen; dan tidak tahu 13,1 persen. Sementara jika berpasangan dengan Yahya, suara Ganjar menjadi 29,9 persen; Anies-AHY 24,4 persen; Prabowo-Muhaimin 33,3 persen; dan tidak tahu 12,4 persen.
Indikator Politik Nasional (IPN)
IPN merilis hasil survei terkait elektabilitas calon presiden yang diprediksi akan tampil dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024, kemarin. Hasilnya, Prabowo Subianto unggul atas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Survei itu digelar pada 17 hingga 27 Juni 2023 dengan melibatkan 1.200 responden. Sample survei dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling.
Metode survei dilakukan dengan wawancara langsung atau direct interview dengan bantuan kuesioner. Adapun margin of error survei +/- 2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Para responden ditanyakan pertanyaan ‘seandainya Pemilihan Presiden dilaksanakan hari ini dan hanya diikuti oleh tiga calon, siapakah yang akan anda pilih?’. Hasil survei menunjukkan Prabowo mendapatkan elektabilitas tertinggi dengan 42,3%.
Berikut ini hasil survei elektabilitas Capres 2024 versi IPN:
Prabowo Subianto 42,3%
Ganjar Pranowo 37,4%
Anies Baswedan 17%
TT/TJ 3,3%
Peneliti senior IPN, Ike Sihotang, lantas menjelaskan lebih lanjut hasil survei tersebut. Dia memaparkan Prabowo Subianto masih tidak bergeming di posisi pertama sebagai capres yang paling banyak dikehendaki responden.
“Dalam simulasi 3 besar, Prabowo masih tidak bergeming dari posisi pertama dengan perolehan dukungan 42,3%,” ucap Ike saat memaparkan survei, Senin (10/7/2023).
“Disusul oleh Ganjar Pranowo dengan 37,4% dan posisi ketiga oleh Anies Baswedan dengan 17% dukungan,” lanjutnya.
Lembaga Survei Indonesia (LSI)
LSI merilis hasil survei terkait sejumlah aspek isu nasional, salah satunya menyangkut Pilpres 2024. Hasilnya, Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di survei bakal capres 2024.
Hasil survei LSI dirilis pada Selasa (11/7/2023), target populasi survei LSI adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 83% dari total populasi nasional. Survei dilakukan pada 1-8 Juli 2023.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.242 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan ±2.8% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
Simulasi 3 nama
Responden diberikan pertanyaan: Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut?… (%)
Prabowo Subianto 35,8%
Ganjar Pranowo 32,2%
Anies Baswedan 21,4%
“Prabowo unggul 3,6%. Sudah cukup bagus tapi belum mencapai dua kali margin of error,” ucapnya.
Berdasarkan tren, nama Prabowo mengalami peningkatan dari sebelumnya 30,3% pada April lalu menjadi 35,8% pada Juli. Nama Ganjar juga mengalami peningkatan dari April lalu 26,9% menjadi 32,2% pada Juli. Sedangkan nama Anies mengalami penurunan dibanding April lalu 25,3% menjadi 21,4% pada Juli.
“Terjadi tren penguatan dukungan kepada Prabowo, secara konsisten sejak Januri 2023 sampai sekarang,” ucap Djayadi.
“Yang menarik juga adalah Anies juga mengalami penurunan,” imbuhnya.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
SMRC mengungkapkan pemilih kuat pada Ganjar Pranowo mencapai 73 persen, Anies Baswedan 61 persen, dan Prabowo Subianto 59 persen. Demikian temuan survei SMRC yang disampaikan Prof. Saiful Mujani dalam program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Swing Voters Anies, Ganjar, dan Prabowo” yang tayang di kanal YouTube SMRC TV pada Kamis (13/7/2023).
Saiful menjelaskan bahwa survei SMRC yang dilakukan pada Mei 2023 itu menunjukkan secara umum ada 33 persen yang menyatakan masih sangat atau cukup besar kemungkinan untuk mengubah pilihan presiden. Sementara yang menyatakan kecil atau sangat kecil kemungkinan untuk mengubah pilihan sebesar 64 persen, masih ada 3 persen yang belum menjawab.
Saiful menyatakan bahwa dalam sejarah pemilihan presiden langsung di Indonesia, selisih suara antar-calon tidak pernah terlalu besar, kecuali dalam Pilpres 2009. Ketika itu, Susilo Bambang-Yudhoyono mendapatkan suara sekitar 60 persen, sisanya dibagi oleh dua lawannya. Selisihnya sekitar 20 persen.
Sementara dalam dua pilpres terakhir, selisih suara hanya sekitar 5 sampai 10 persen. Karena itu, menurut Saiful, angka 33 persen yang menyatakan mungkin akan berpindah pilihan itu besar. Kalau angka 33 persen tersebut cenderung pada calon tertentu, pengaruhnya akan siginifikan. Namun jika berubahnya proporsional, pengaruhnya tidak akan besar.
“Jika perbedaan pemilih kuat dan lemah signifikan di masing-masing calon, maka perubahan-perubahan atau suara swing akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perolehan akhir dalam kontestasi ini,” jelas pendiri SMRC tersebut seperti dikutip siaran pers.
Pada calon presiden mana lebih banyak pemilih yang mantap dan yang lemah tersebut? Survei ini menunjukkan pemilih kuat pada Ganjar 73 persen, Anies 61 persen, dan Prabowo 59 persen.
Saiful menjelaskan bahwa ada selisih yang signifikan antara pemilih kuat pada Ganjar dengan Anies dan Prabowo. Sementara pemilih kuat Anies dan Prabowo kurang lebih sama. Selisih pemilih kuat Ganjar dengan Anies sekitar 12 persen, signifikan secara statistik. Sementara selisih pemilih kuat Ganjar dengan Prabowo sekitar 14 persen. Artinya, menurut Saiful, pemilih yang mantap lebih besar dan signifikan pada pemilih Ganjar Pranowo dibanding pada pemilih Anies dan Prabowo.
Sementara pemilih yang besar kemungkinan mengubah pilihan atau pemilih lemah pada Ganjar hanya 26 persen, Anies 34 persen, dan Prabowo 39 persen. Jika dilihat dari perbandingan ini, lanjut Saiful, pemilih yang lebih dinamis ada pada Prabowo.
Saiful menjelaskan bahwa temuan ini logis, misalnya jika dilihat dari aspek partai. Partai yang mendukung Prabowo adalah Gerindra dengan kekuatan di parlemen nomor tiga, lebih kecil dibanding PDIP. Karena itu, pendukung Prabowo umumnya datang dari partai-partai yang lain. Mereka umumnya adalah pendatang baru untuk Prabowo. Menjadi logis kalau pilihannya belum mantap.
“Mereka akan menunggu perkembangan apakah akan semakin nyaman mendukung Prabowo atau tidak. Hal yang sama terjadi pada Anies. Dia belum menjadi kader partai tertentu dan belum terlihat memiliki preferensi untuk menjadi anggota partai tertentu,” jelas guru besar ilmu politik UIN Jakarta tersebut.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230809042218-4-461289/16-hasil-survei-terbaru-capres-prabowo-vs-ganjar-vs-anies